Perangkatajar.site - Salah satu tujuan utama dari integrasi sastra ke dalam kurikulum merdeka belajar adalah untuk menumbuhkan minat baca siswa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) mendorong kehadiran sastra dalam kurikulum sebagai aspirasi
untuk menciptakan siswa-siswa yang memiliki pikiran kritis dan reflektif.
Pengenalan terhadap karya sastra yang penting sebaiknya
dimulai sejak dini, guna menanamkan rasa cinta terhadap buku dan mengajarkan
siswa untuk berpikir secara kritis.
Sastra dianggap sebagai media yang tepat untuk mengatasi
tantangan minimnya minat baca di Indonesia, karena karya sastra memiliki
potensi yang besar.
Selain itu, dengan adanya pengajaran sastra dalam kurikulum,
pendidik didorong untuk lebih eksploratif dalam pengalaman bersastra.
Program ini tidak hanya ditujukan untuk siswa, tetapi juga
untuk menumbuhkan minat baca di kalangan pendidik.
Dengan integrasi sastra ke dalam kurikulum merdeka belajar,
guru juga diharapkan untuk membaca karya sastra terlebih dahulu sebelum
mengajarinya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa guru memiliki
pemahaman yang cukup sebelum memperkenalkan sastra kepada siswa.
Pendidik dan peserta didik diharapkan dapat menikmati
bersama pengalaman membaca karya sastra di ruang kelas, dengan menggunakan
buku-buku sastra yang relevan sesuai dengan rekomendasi dari Kemendikbud.
1. Komponis Kecil - Soesilo Toer
2. Garuda Gaganeswara - Ari Nilandary
3. Pak Supi, Kakek Pengungsi - S. Rukiah Kertapati
4. Pupus Putus Sekolah: Anak Berharga - Kurnia Harta Winata
5. Si Cemong Coak - Iwok Abqary
Baca Juga: 11
Teknologi yang Mengubah Cara Kita Belajar
6. Pilus Rumput Laut Untuk Rasi - Nabila Adani dan Salma
Intifada
7. Si Dul Anak Jakarta - Aman Datuk Madjowindo
8. Si Jamin dan Si Johan - Merari Siregar
9. Seri Na Willa: Na Willa - Reda Gaudiaomo
10. Menjebak Hantu Kuburan Pasirnaga - Sri Waluyati Sandi.***
Tags
Perangkat Ajar